Generasi muda, baik milenial maupun generasi Z diajak
mencari informasi yang benar mengenai calon legislatif (caleg) yang akan
dipilih pada Pemilihan Umum (Pemilu) serentak 14 Februari 2024 di Pemilu Damai
Pedia.
“Salah satu medium yang bisa kalian lihat untuk mendapatkan
informasi segala hal tentang Pemilu (2024), termasuk calon-calonnya adalah
Pemilu Damai Pedia yang diluncurkan oleh (Kementerian) Kominfo,” ujar Direktur
Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika
(Dirjen IKP Kominfo), Usman Kansong, dalam Forum Sosialisasi Pemilu Damai 2024
'Muda dan Cerdas Memilih untuk Indonesia' di Jakarta pada Selasa (12/12/2023).
Turut hadir dalam acara itu, Pemred IDN Times Uni Zulfiani
Lubis dan Chairman Centennialz Dinno Ardiansyah.
Dirjen IKP Usman mengatakan, dalam buku elektronik itu
generasi muda bisa mencari berbagai informasi mengenai caleg yang akan dipilih,
mulai sejarahnya, karakternya, hingga terdaftar di Tempat Pemungutan Suara
(TPS) mana.
Caranya mudah, yakni dengan memasukkan nomor induk
kependudukan (NIK) atau memasukkan nomor paspor untuk Warga Negara Indonesia
(WNI) di luar negeri.
“Carilah informasi yang benar informasi yang benar membantu
kita mengambil keputusan yang benar juga,” tuturnya.
Selain informasi caleg, Pemilu Damai Pedia juga bisa digunakan
untuk mengecek informasi hoaks terkait pemilu yang mulai banyak beredar di
berbagai platform.
Dengan demikian, maka generasi muda diharapkan bisa mantab
utuk memilih caleg masing masing dan mencoblos dengan benar di Tempat
Pemungutan Suara (TPS) nanti.
“Mari kita ajak sesama kita untuk periksa betul-betul calon
yang akan kita pilih karena sekali teman-teman salah, lima tahun kita akan
salah. Apalagi kalau tidak memilih ya kita tidak bisa apa-apa, tidak bisa
protes,” kata dia.
Pemred IDN Times, Uni Zulfiani Lubis, menambahkan, pihaknya
juga memiliki platform yang menyasar anak muda pemilih baru untuk menjembatani
antara keingintahuan anak muda tentang visi misi, agenda, tentang politisi,
tentang parpol, dan tentang pemilu.
Platform itu dibentuk pada 2019 lalu dengan nama Milenial
Memilih dan pada 14 Februari 20023 lalu, IDN Times Kembali membuat platform
serupa dengan nama Gen Z Nemilih.
“Karena Gen Z sekarang jumlahnya 66 67 juta ya banyak
banget tuh yang usia 17 sampai 20 dan first voters (pemilih pemula). Sama
konsepnya (dengan sebelumnya) menjembatani keingintahuan mencarikan jawaban
(tentang parpol hingga pemilu),” jelas Uni.
Perbedaan dengan platform sebelumnya adalah kali ini ada
gemification-nya di game point dengan hadiah uang.
“Jadi kalau makin banyak nanya nanti bisa dapat hadiah di
setiap setiap akhir pekan ya hadiahnya duit loh jadi tolong dilihat,” imbuhnya.
Sementara itu, Chairman Centennialz, Dinno Ardiansyah,
mengatakan selain melalui platform Pemilu Damai Pedia dan Genz Memilih,
generasi muda juga bisa mendapatkan informasi soal pemilu melalui komunitas,
teman di sekolah hingga karang taruna.
Namun, dia menekankan agar generasi muda memposisikan
dirinya sebagai subjek, bukan objek agar tidak selalu dijadikan bahan kampanye
oleh caleg maupun calon presiden (capres) serta mengindari hoaks.
“Jangan sampai isu kita anak muda tuh dijual-jual sama
capres dan caleg-caleg tapi kitanya nggak mau gitu makanya kita (harus
berperan) jadi subjek,” tandas Dinno.
Post a Comment