Gerakan Efisiensi Nasional

February 20, 2025

Gerakan Efisiensi yang digaungkan Presiden Prabowo, dengan slogan Pemerintahan Bersih yang berpihak kepada kepentingan rakyat, seharusnya kita sambut dengan memberikan dukungan yang gegap gempita, agar gerakan itu menjadi GERAKAN NASIONAL dan menjadi pola pikir bagi setiap penyelenggara negara.

Namun sayangnya, ide cerdas tersebut justru dipelintir dan dibelokkan seolah kebijakan yang diambil Presiden hanya untuk sekadar menyelamatkan janji Presiden, memberikan Makan Bergizi Gratis (MBG) dan pemeriksaan kesehatan kepada seluruh rakyat Indonesia, yang dipersepsikan sebagai kebijakan populis hanya untuk mendapatkan dukungan rakyat.

Mereka yang antipati tersebut adalah mereka yang selama ini nyaman dengan kondisi rakyat yang bodoh dan miskin, serta mereka yang selama ini nyaman dengan perilaku korup sebagai pejabat penyelenggara negara atau berperilaku sebagai oligarki hitam.

Tulisan singkat ini didasarkan pada pengetahuan dan pengalaman panjang sebagai birokrat, akademisi, politisi, dan pengusaha, untuk memberikan nuansa pemahaman yang berbeda dari berita-berita viral yang menyesatkan masyarakat umum, sehingga menghadirkan demo anak-anak kita yang seharusnya bersyukur dengan apa yang dilakukan oleh Pemerintahan Prabowo.

1. Kita semua paham, mengerti, dan merasakan bahwa hampir semua proyek-proyek APBN/APBD dimark-up hingga 20%, ada yang lebih dan ada yang kurang dari presentasi itu. Gerakan efisiensi Presiden Prabowo dengan slogan Pemerintahan yang bersih adalah menghilangkan mark-up, mengembalikan nilai proyek pada harga yang sesungguhnya.
Sudah menjadi rahasia umum, untuk mendapatkan pekerjaan, seorang pengusaha harus menyetor 15% kepada pemilik proyek; 5% untuk pimpinan proyek; dan 5% untuk kepentingan lainnya, yaitu panitia tender, pengawas lapangan, dan pemeriksa eksternal. Justru ada yang mengawalnya dari Jakarta agar proyek tersebut bisa dialokasikan ke daerah tertentu, yang nilainya 5% sampai 10%. Artinya, patut diduga 30% akan hilang dalam perjalanan, diambil 10% keuntungan pemborong, PPN 10%, dan PPh 2%. Dengan demikian, nilai yang terbangun tidak sampai 50% dari nilai pagu di APBN/APBD. Namun, sekali lagi, ini tergantung apakah itu proyek aspirasi atau murni proyek daerah.

2. Gerakan efisiensi kedua adalah mengkaji ulang proyek-proyek yang memang tidak diperlukan. Kita tahu ada proyek yang dibangun tetapi tidak dimanfaatkan sama sekali. Contohnya adalah pembangunan pusat perdagangan ikan yang salah lokasi, akhirnya hanya diisi oleh beberapa pedagang ikan hias; pembangunan stasiun kereta api padahal belum ada relnya; pembangunan gedung diklat yang sampai roboh hanya digunakan untuk sewa pernikahan; serta pembangunan LRT untuk ASEAN Games yang tidak termanfaatkan sama sekali. Akhirnya, PT KAI harus menanggung kerugian operasional bulanan. Saat ini, LRT hanya digunakan oleh masyarakat untuk wisata dalam kota yang pendapatannya sangat tidak memadai.

3. Gerakan efisiensi yang ketiga adalah dengan mengurangi atau menghilangkan kegiatan-kegiatan yang tidak perlu yang diyakini merupakan pemborosan APBN/APBD, seperti yang dimaksud Presiden dengan FGD, jalan-jalan ke luar negeri, bimtek, rapat-rapat di hotel, dan pembelian alat tulis kantor yang berlebihan. Sering kita saksikan menjelang akhir tahun berbagai kegiatan seminar/rapat/FGD yang memenuhi hotel-hotel hanya untuk menghabiskan anggaran.

Alasan klasik adalah "kalau anggaran tidak habis, tahun depan anggaran akan dikurangi." Menurut hemat kami, penilaian kinerja kementerian/lembaga yang diukur dari habisnya anggaran merupakan penilaian yang sesat. Sudah berkali-kali saya sampaikan kepada pemerintah agar penilaian berbasiskan program dan penghematan anggaran, bukan berbasiskan proyek. Akibatnya, ditemukan proyek-proyek fiktif hanya sekadar untuk menghabiskan anggaran.

4. Gerakan efisiensi berikutnya adalah konservasi energi, yaitu penghematan pemakaian energi, baik dengan memperbaiki cara penggunaan atau dengan menggunakan peralatan yang hemat energi. Seperti mengatur pemakaian listrik agar tidak berlebihan, mematikan lampu pada siang hari, atau pada saat tutup kantor, serta mematikan AC pada saat tidak lagi digunakan. Semuanya bisa dilakukan tanpa usaha yang besar, atau dengan menggunakan energi terbarukan, seperti solar cell. Banyak cara untuk melakukan konservasi energi, namun program yang baik ini yang digaungkan sejak tahun 80-an, timbul tenggelam karena pemerintah sebagai pemilik otoritas tidak konsisten melaksanakan kebijakan tersebut secara berkelanjutan.

Program efisiensi ini adalah hal biasa dilakukan di korporasi, karena dengan melakukan itu, perusahaan bisa bersaing di era persaingan yang semakin ketat. Namun sayangnya, gerakan yang luar biasa cerdas ini dipelesetkan, seolah-olah menghilangkan proyek-proyek strategis, memotong dana pendidikan dan dana kesehatan, sehingga menimbulkan kegaduhan.

Dilalahnya, mereka yang antipati karena terganggunya kepentingan mereka, ditunggangi oleh kepentingan politik yang memang menginginkan rakyat dan bangsa Indonesia tetap bodoh dan tetap dalam kendali oligarki hitam dan asing.

Kebijakan efisiensi Presiden Prabowo akan semakin lengkap apabila Presiden sekaligus meluruskan penggunaan anggaran yang tidak pada tempatnya, melanggar konstitusi, antara lain dana pendidikan untuk perguruan tinggi/sekolah kedinasan.

RDP tanggal 19 Februari 2025 antara beberapa asosiasi pendidikan dengan Komisi X juga membahas adanya penggunaan dana pendidikan 20% dari APBN yang dialokasikan ke perguruan tinggi/sekolah kedinasan kementerian/lembaga di luar Kementerian Pendidikan. Ini jelas melanggar amanat konstitusi yang sudah judicial review dan diputuskan oleh MK bahwa dana yang digunakan oleh sekolah yang dibangun oleh kementerian/lembaga di luar Diknas, tidak termasuk kuota 20% dana pendidikan. Dilalahnya, pendirian sekolah kedinasan ini seperti jamur tumbuh di waktu hujan, dan ini di luar tugas dan fungsi mereka, menjadi tempat penampungan birokrat yang menjelang pensiun atau mereka yang tidak termanfaatkan, yang tidak punya visi dan pemahaman tentang pendidikan.

Sekolah kedinasan dimungkinkan khususnya untuk bidang-bidang yang tidak diselenggarakan oleh PTN dan PTS. Sekolah kedinasan harusnya non-gelar, untuk menambah keahlian, bukan hanya untuk memperpanjang gelar kesarjanaan. Untuk diketahui, dana operasional per-mahasiswa sekolah kedinasan jauh lebih tinggi dari biaya yang dialokasikan untuk PTN. Dampak yang nyata:

Status dosen sebagai ASN di kementerian/lembaga non-Diknas yang mendapatkan Tukin, dan status mereka yang merangkap sebagai dosen mendapatkan tunjangan serdos, yang membuat dosen di bawah Kementerian Pendidikan meminta juga untuk dibayarkan Tukin, dengan argumentasi demi keadilan.

Menurut pendapat kami, seharusnya mereka yang dosen ASN di kementerian/lembaga non-Diknas yang mendapatkan serdos, tidak lagi menerima Tukin, atau ditetapkan salah satu yang paling tinggi. Tidak seharusnya pemerintah memenuhi tuntutan Tukin dari dosen ASN Diknas.

Tukin adalah tunjangan kinerja kepada kementerian/lembaga yang telah melakukan reformasi birokrasi, sementara serdos diberikan kepada dosen untuk kinerjanya sebagai dosen yang melaksanakan tridarma. Dua hal yang berbeda dengan status yang berbeda, namun memiliki tujuan yang sama. Kasus yang sama, seseorang sebagai guru mendapat tunjangan profesi guru, tapi juga merangkap sebagai dosen yang menerima tunjangan serdos, ini karena kelemahan sistem, sehingga tidak terpantau siapa yang merangkap jabatan tersebut.

Kalau pemerintah memenuhi tuntutan dosen ASN Dikti untuk membayarkan Tukin, artinya telah memberikan tunjangan ganda dengan tujuan yang sama, kinerja sebagai birokrat dan kinerja sebagai dosen. Siapapun yang menerimanya bisa dikategorikan melakukan tindakan korupsi. Meluruskan penggunaan anggaran yang tidak pada tempatnya bisa dilakukan untuk Gerakan Efisiensi Episode Kedua. Semoga Gerakan Efisiensi Episode Pertama bisa mencapai sasaran. Untuk itu, pemerintah harus kuat melawan gerakan-gerakan untuk perubahan menuju Indonesia Emas.

Dukung Logistik MBG – Ketersediaan Daging, Ayam dan Telur Jadi Fokus Disnakeswan NTB

February 18, 2025

 

    

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi NTB diberi tugas untuk menyiapkan ketersediaan daging, ayam dan telur dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) tahun 2025 ini. Tiga sumber protein ini menjadi penting untuk tetap tersedia secara rutin, sehingga ekosistem penyediaan stok logistik tersebut harus tetap lancar.

Kepala Disnakeswan NTB, Muhamad Riadi mengatakan, untuk ketersediaan telur, pihaknya tak khawatir karena produksi telur di dalam daerah mencukupi. Bahkan mengalami over produksi di Bulan Desember 2024 kemarin. Begitu juga dengan ketersediaan daging sapi di NTB tak ada yang perlu dikhawatirkan karena stok sapi di NTB sangat mencukupi.

“Kita di NTB daerah produsen sapi, kita peringkat empat nasional untuk penyediaan daging merah,” kata Muhamad Riadi kepada Ekbis NTB, Senin 17 Februari 2025.

Namun yang menjadi kekhawatirannya yaitu ketersediaan daging broiler jika permintaan tinggi. Sebab ada tantangan yang perlu dicarikan jalan keluar di bawah. Misalnya perusahan mitra hanya mau bermitra dengan peternak di dalam daerah jika kandang ayam ditingkatkan dengan sistem close house.

Kandang broiler sistem closed house adalah kandang tertutup yang menjamin keamanan secara biologi dengan pengaturan ventilasi yang baik sehingga lebih sedikit stress yang terjadi pada ternak, sehingga produktifitasnya menjadi lebih tinggi.

“Kalau kandang open house mereka tak mau, mungkin karena pertimbangan berat badan harian unggas bisa diprogram jika pakai close house. Namun peternak kita banyak dengan kandang-kandang yang kapasitasnya kecil sekitar 2.500 ekor, jika diupgrade ke sistem close house rugi dia, karena minimal baru ketemu skala keekonomiannya sekitar 5000 ekor,” katanya.

Terkait dengan persoalan tersebut, pihaknya kata Riadi sudah melakukan komunikasi dengan dengan perusahaan mitra untuk meningkatkan produksi ayam broilernya, sehingga NTB betul sispa-siap dengan program MBG yang menjadi program prioritas pemerintah.

Terkait dengan telur, pihaknya sedang mendorong peternak puyuh di NTB agar mengembangkan usahanya dalam rangka menyediakan produk telur puyuh untuk MBG. Sebab sangat penting diversifikasi protein untuk makan harian kelompok masyarakat yang menjadi sasaran program ini. Sehingga tak hanya telur ayam broiler yang dibutuhkan, namun telur puyuh juga perlu disediakan.

“Kami mendorong kedepan supaya peternak-peternak kita memelihara puyuh. Karena ini saya lihat cukup ekonomis dan kompetitif. Pasarnya masih sangat terbuka, sebab selama ini puyuh kita datangkan dari luar,” katanya.

Hashim: Program Makan Bergizi Gratis Bikin Ekonomi Tumbuh di Atas 8%

February 17, 2025

 


Utusan Khusus Presiden bidang Iklim dan Energi , Hashim Djojohadikusumo mengungkapkan, program makan bergizi gratis (MBG) akan membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia melampaui target yang dicanangkan Presiden Prabowo sebesar 8%.


Sebab, ia mengaku mendengar dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas bahwa penambahan anggaran MBG yang semula dari Rp 71 triliun menjadi Rp 171 triliun akan ikut mendorong dampak ekonominya terhadap pertumbuhan.


"Saya amat yakin kita akan melampaui 8%," kata Hashim dalam acara ESG Sustainability Forum 2025 di Menara Bank Mega, Jakarta, Jumat (31/1/2025).


Menurut Hashim, berdasarkan perhitungan Kementerian PPN/Bappenas, dari anggaran MBG yang semula senilai Rp 71 triliun pada 2025 akan menambah pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0,83%.


Lalu, ketika ditambah dengan anggaran senilai Rp 100 triliun untuk 2025, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mendapatkan dorongan senilai 1,95%-2%.


"Pertumbuhan ekonomi kita akan bertambah 1,95% atau 2%, kenapa? karena uang ini akan disuntik dan akan kepada pelaku ekonomi di tingkat yang paling dasar yaitu di pedesaan," tegasnya.

Bandara VVIP IKN Siap Dukung Konektivitas dan Mobilitas Pemerintah

February 14, 2025


PT Hutama Karya (Persero) memastikan penyelesaian Bandara VVIP IKN berjalan sesuai rencana sebagai bagian dari upaya pemerintah dalam mempercepat pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, sekaligus mendukung konektivitas dan mobilitas pemerintah.

Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Adjib Al Hakim menuturkan bahwa Hutama Karya berkomitmen menyelesaikan proyek Bandara VVIP IKN, khususnya pada fasilitas darat, dengan Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara sebagai pemberi kerja.

"Kami berkomitmen untuk menyelesaikan proyek ini dengan standar terbaik sehingga dapat mendukung konektivitas serta aktivitas pemerintahan di IKN mendatang," ujar Adjib dalam keterangan di Jakarta, Jumat.

Saat ini, progres pekerjaan utama di sisi darat telah mencapai 100 persen, mencakup terminal VVIP dan VIP, menara Air Traffic Control (ATC), kantor administrasi, serta bangunan Bandara VVIP IKN siap dukung konektivitas dan mobilitas pemerintah peribadatan. Sementara itu, beberapa pekerjaan tambahan, termasuk sistem drainase, ditargetkan rampung pada Maret 2025.

Untuk memastikan efisiensi dan kualitas pembangunan, Hutama Karya mengadopsi teknologi Building Information Modeling (BIM) guna meningkatkan akurasi perhitungan pekerjaan serta pemantauan progres secara real-time.

Berkat penerapan teknologi itersebut, proyek Gedung Bandara VVIP IKN berhasil meraih Juara 1 pada Kategori Building di ajang 3rd ASEAN BIM Competition 2024 yang berlangsung di Kota Kinabalu, Malaysia.

Penyelesaian proyek itu menghadapi sejumlah tantangan, antara lain curah hujan yang tinggi. Curah hujan yang tinggi sempat menyebabkan genangan air di beberapa titik area proyek karena saluran drainase yang belum terkoneksi dengan fasilitas sisi udara.

"Ketika Bandara VVIP IKN ini telah beroperasi, diharapkan menjadi katalis utama dalam pertumbuhan ekonomi di sekitarnya, serta memperkuat portofolio perusahaan di bidang infrastruktur transportasi udara," kata Adjib.

Pemuda Tani NTB Resmi Dilantik, Ketum Ungkap Lima Strategi Wujudkan Swasembada Pangan

February 09, 2025

 

Pengurus Dewan Perwakilan Daerah Pemuda Tani Nusa Tenggara Barat (DPD NTB) resmi dilantik. Pelantikan tersebut digelar di Hotel Prime Park Kota Mataram.

Ketua Umum Pemuda Tami NTB Abdul Robby Syahril menyampaikan, bakal melakukan perubahan nyata di sektor pertanian, memberdayakan generasi muda sebagai penggerak utama kedaulatan pangan serta mengoptimalkan potensi lokal NTB melalui inovasi dan kolaborasi yang selaras dengan kebijakan nasional.


Robby menyampaikan, ada 5 strategi sebagai upaya keseriusan membangun ketahanan dan swasembada pangan di antaranya:


1. Mewujudkan Kemandirian Pangan


Membantu NTB menjadi lumbung pangan strategis yang mampu memenuh kebutuhan daerah dan berkontribusi pada kedaulatan pangan nasional.


2. Memberdayakan Pemuda Tani


Menciptakan generasi petani muda yang berdaya saing, memiliki keterampilan modern, dan mampu menggerakkan sektor pertanian ke arah yang lebih maju. Pemberdayaan pemuda tani ini adalah strategi untuk peningkatan sumber daya manusia yang unggul dapat bersaing dalam mewujudkan ketahanan pangan.


3. Mengubah Paradigma tentang Pertanian


Menjadikan sektor pertanian sebega profesi yang modem, menjanjikan dan memiliki daya tarik bagi generasi muda. Paradigma baru tentang pertanian sangat berdampak bagi masyarakat. Mulai dari peningkatan produktivitas pertania, peningkatan pendapatan petani, peningkatan kualitas produk dan akses ke pasar global.


4. Mendukung Kebijakan Nasional


Selaras dengan visi Presiden Prabowo untuk menciptakan ketahanan pangan nasional Pemuda Tani NTB akan menjadi mitra strategis dalam pelaksanaan kebijakan terkait.


5. Meningkatkan Kesejahteraan Petani


Melalui kebijakan berbasis teknologi dan inovasi, diharapkan produktivitas dan pendapatan petani dapat meningkat secara signifikan.


“Dengan solusi dan langkah yang strategis, kita dapat membantu petani dalam meningkatkan pendapatan, akses ke pasar, teknologi pertanian dan kualitas produk yang baik. Ujar ketua umum DPD pemuda tani NTB,” katanya.

Cek Kesehatan Gratis Mulai 10 Februari: Jenis Pemeriksaan dan Manfaat

February 09, 2025

 

Program pemeriksaan kesehatan gratis akan mulai dijalankan pada Senin, 10 Februari 2025, di puskesmas dan klinik-klinik yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Jenis pemeriksaan yang diberikan akan disesuaikan dengan kondisi tubuh dan usia.

Ketahui mengapa cek kesehatan perlu dilakukan dan apa saja jenis pemeriksaan kesehatan gratis di bawah ini.

 

Alasan pemeriksaan kesehatan itu penting dan manfaatnya

Di dunia yang serba cepat seperti saat ini, menjaga kesehatan sering kali terabaikan karena banyak orang memikul berbagai tanggung jawab. Namun, pepatah "mencegah lebih baik daripada mengobati" masih berlaku sampai sekarang. Selain dengan mengadopsi gaya hidup sehat, pemeriksaan kesehatan rutin juga penting untuk menjaga kesehatan.

 

Inilah alasan dan manfaat yang bisa kamu dapat lewat pemeriksaan kesehatan rutin:

Mengetahui kondisi tubuh dan kesehatan secara umum.

Jika ada masalah kesehatan jadi lebih cepat diketahui, sehingga lebih mudah ditangani dan cepat sembuh.

Jadi tahu apa yang harus dilakukan agar tetap sehat.

 

Jenis pemeriksaan gratis

Pemeriksaan kesehatan gratis ini tersedia untuk semua usia setiap tahun, tepat saat ulang tahun kamu hingga 30 hari setelahnya, menyesuaikan dengan kondisi tubuh dan usia kamu.

Jenis pemeriksaan kesehatan gratis yang akan diberikan antara lain:

Bayi baru lahir: Jenis pemeriksaan yang akan diberikan untuk bayi baru lahir meliputi deteksi dini hormon tiroid, G6PD (glucose-6-phosphate dehydrogenase deficiency atau defisiensi enzim G6PD), penyakit jantung bawaan, dan skrining untuk memantau pertumbuhan anak.

Balita dan anak usia prasekolah: Jenis pemeriksaannya meliputi skrining tuberkulosis, pemeriksaan pendengaran, penglihatan, dan kondisi gigi. Jika diperlukan, juga akan dilakukan pemeriksaan untuk mendeteksi talasemia (kelainan darah) dan diabetes melitus.

Remaja dan dewasa: Pemeriksaan yang akan diberikan meliputi tekanan darah, kadar kolesterol, gula darah, pemantauan risiko kardiovaskular (masalah terkait jantung dan pembuluh darah), fungsi paru untuk mendeteksi tuberkulosis dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), serta deteksi dini kanker payudara, kanker serviks, kanker paru, dan kanker usus.

Lansia: Lansia akan mendapatkan pemeriksaan kesehatan berupa pemeriksaan fungsi indra (pendengaran, penglihatan), kesehatan jiwa, hati, geriatri (penilaian kesehatan lansia), deteksi gangguan kardiovaskular, paru, dan kanker.

Untuk mendapatkan pemeriksaan kesehatan gratis, kamu bisa mendaftar lewat aplikasi SATUSEHAT Mobile. Kamu juga bisa mendapatkan notifikasi dan hasil pemeriksaan kesehatan di aplikasi. Pastikan kamu dan keluarga sudah mengunduh aplikasi ini dan memiliki akun SATUSEHAT Mobile.

Hampir 300 Dapur Sehat Telah dibangun untuk Dukung Program MBG

February 07, 2025


Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak menyebutkan pembangunan dapur sehat untuk mendukung Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Indonesia sudah mencapai hampir 300 unit.

"Dapur sehat yang menyiapkan makanan bergizi buat masyarakat itu sampai dengan sekarang ada 200 lebih, mungkin sudah 300 dari Badan Gizi Nasional," kata Jenderal Maruli saat kunjungan kerja di Makorem Wira Satya Denpasar, Bali, Sabtu.

Mantan Pangkostrad itu menjelaskan Makan Bergizi Gratis utamanya merupakan tanggung jawab dan kewenangan dari Badan Gizi Nasional (BGN).

Maruli menegaskan posisi TNI AD dalam menyukseskan program Presiden Prabowo Subianto tersebut hanya membantu Badan Gizi Nasional, bukan pengambil kebijakan utama.

"Sebenarnya yang paling mempunyai kewenangan menjelaskan ini harusnya Badan Gizi Nasional. Anggota-anggota kita ikut membantu melakukan itu," katanya.

"Badan Gizi Nasional dari sejak awal sudah bekerja sama dengan kami, bagaimana mencari lokasi, mendata siswa dan ibu hamil, tenaga, dan kendaraan. Itu yang kami bantu terus," kata Maruli.

Dia mengatakan keberadaan dapur sehat di daerah-daerah akan membantu distribusi dan logistik makan bergizi. Namun demikian dia menekankan bahan yang digunakan dalam Program MBG tetap akan melibatkan warga sekitar untuk mendukung perekonomian masyarakat.

"Kalau ini berjalan otomatis akan berputar ekonomi di situ. Dapur akan memerlukan beras, sayur, daging, dan sebagainya. Kalau belajar dari penyampaian Bapak Presiden hitungannya itu bisa jadi Rp7 miliar untuk menyiapkan dapur sehat," kata Maruli Simanjuntak.

 
Copyright © infontbnow. Designed by OddThemes